Kamis, 06 Oktober 2016

Fungsi-fungsi Manajemen

daftarpustaka.web.id

Banyak ahli manajemen mengutarakan fungsi-fungsi manajemen sehingga seolah-olah tidak ada pembatasan yang jelas tentang fungsi manajemen itu sendiri. Akan tetapi, apabila diperhatikan semua penjelasan yang dikemukakan oleh para ahli mengenai fungsi-fungsi manajemen mempunyai substansi yang sama, terutama dilihat dari tujuan manajemen sebagai ilmu dan sebagai seni. Dengan demikian, tidak perlu mencari kesepakatan di antara para ahli mengenai hal itu, karena secara keseluruhan mereka saling mengisi kekurangannya masing-masing.

Beberapa ahli manajemen menyebutkan berbagai macam fungsi manajemen, yakni forecasting, planning, organizing, staffing, actuating, leading, commanding, directing, coordinating, dan controlling. Fungsi manajemen yang terkenal dan sering dipakai adalah fungsi menurut George R. Terry, yakni planning, organizing, actuating, dan controlling (disingkat POAC). Ke empat fungsi tersebut dirasa cukup mewakili fungsi-fungsi manajemen yang disebutkan oleh para ahli manajemen.

Pertama, planning (perencanaan). Planning berasal dari kata plan, artinya rencana atau perencanaan.Perencanaan adalah kegiatan yang berkaitan dengan usaha merumuskan program yang di dalamnya memuat segala sesuatu yang akan dilaksanakan, penentuan tujuan, kebijaksanaan, arah yang akan ditempuh, prosedur dan metode yang akan diikuti dalam usaha pencapaian tujuan. Perencanaan adalah fungsi manajemen yang menentukan kemana arah dan tujuan sebuah organisasi. Perencanaan menentukan bentuk atau jenis kegiatan yang akan dilaksanakan, prosedur pelaksanaan kegiatan, kebijakan yang dijadikan landasan kegiatan, arah dan tujuan yang hendak dicapai, personal yang melaksanakan rencana, waktu pelaksanaan rencana, dan anggaran yang dibutuhkan.

Peramalan (forecasting) adalah upaya memprediksi kejadian-kejadian yang mungkin terjadi. Peramalan disini termasuk bagian dari perencanaan. Peramalan yang dilakukan bertujuan untuk memberikan informasi bagi organisasi. Informasi tersebut menjadi pertimbangan dalam membuat keputusan sebuah organisasi. Peramalan akan memprediksi; apakah kegiatan, waktu, dan anggaran dapat terealisasikan sesuai dengan tujuan yang ditentutan. Dengan begitu, program yang ditentukan diasumsikan dapat terlaksana sesuai dengan perencanaan.

Kedua, organizing (pengorganisasian). Pengorganisasian berarti pengelompokkan aktivitas dalam suatu organisasi. Mengorganisasikan adalah suatu proses yang menghubungkan orang-orang yang terlibat dalam organisasi tertentu dan menyatupadukan tugas serta fungsinya dalam organisasi. Ada beberapa langkah yang diambil dalam pengorganisasian, di antaranya adalah pembagian kerja, departementalisasi (staffing), dan koordinasi (coordinating).

Pembagian kerja berarti membagi tugas membagi tugas menjadi lebih kecil, sehingga setiap individu dapat memahami lebih jelas tentang pekerjaannya. Selanjutnya departementalisasi, yakni pengelompokkan aktivitas-aktivitas anggota organisasi ke dalam kelompok-kelompok kegiatan dan kemudian akan ditempatkan anggota organisasi ke dalamnya sesuai dengan keahliannya. Setelah pembagian tugas dan departementalisasi, selanjutnya adalah koordinasi. Koordinasi adalah suatu proses untuk menyatukan aktivitas antar satu departemen tertentu dengan departemen lainnya untuk mencapai tujuan organisasi yang efektif.

Ketiga, actuating (penggerakkan). Actuating adalah kegiatan yang menggerakkan dan mengusahakan agar para pekerja melakukan tugas dan kewajibannya. Di dalam actuacting terdapat directing dan commanding, yakni kegiatan organisasi yang berhubungan dengan pembinaan dan pelaksanaan intruksional para pemegang jabatan dalam organisasi. Dengan adanya directing dan commanding, para pekerja sesuai dengan keahlian dan proporsinya akan segera melaksanakan rencana dalam aktivitas yang konkret yang diarahkan pada tujuan yang telah ditetapkan.

Keempat, controlling (Pengendalian). Pengendalian, yakni meneliti dan mengawasi agar semua tugas dilakukan dengan baik dan sesuai dengan peraturan yang ada atau sesuai dengan deskripsi kerja masing-masing personal. Pengendalian dapat dilakukan secara vertical maupun horizontal, yaitu atasan dapat melakukan pengontrolan kepada bawahannya, demikian pula bawahannya dapat melakukan upaya kritik kepada atasannya. Pengendalian juga dilakukan untuk memastikan bahwa kegiatan ataupun aktivitas yang dilakukan tidak melenceng dari perencanaan yang sudah ditentukan.

Pengendalian ini akan menjadi bahan evaluasi. Evaluasi yaitu menilai semua kegiatan untuk menemukan indicator yang menyebabkan sukses atau gagalnya pencapaian tujuan, sehingga dapat dijadikan bahan kajian berikutnya. Sukses tidaknya program yang disusun dalam sebuah perencanaan di ukur dalam tahap ini. Setiap kekurangan dan keunggulan akan menjadi pertimbangan dalam perencanaan organisasi selanjutnya.

0 komentar:

Posting Komentar